MACCANEWS - Wakil Ketua DPRD Parepare, Rahmat Sjamsu Alam menawarkan salah satu rumah kontrakan miliknya di jl. Atletik untuk ditempati secara cuma-cuma kepada keluarga Annas (35) yang divonis dokter menderita masalah katup jantung, untuk ditinggali bersama istri dan kedua anaknya.
Hal tersebut seketika ditawarkan Ketua DPC Partai Demokrat Kota Parepare saat dirinya bersama sejumlah dermawan mengunjungi kediaman Annas. Setelah tiba di lokasi tujuan, Putra Mantan Walikota Parepare ini mengaku sangat terkejut melihat kondisi tempat tinggal Annas yang berada di atas saluran drainase (got) bekas pos ronda berukuran 2 × 4 meter.
"Ada rumah kontrakan keluarga di dekat masjid di jalan Atletik, silahkan tinggal di sana dan kebetulan masih tersisa tiga dari empat unit," ujar legislator yang akrab disapa Ato ini.
Bersamaan hal itu, Rahmat bersama sejumlah dermawan dari kalangan pengusaha menyerahkan bantuan kepada keluarga Annas.
"Ia pun menawarkan kepada Idawati (istri Annas) untuk bekerja di Rumah jabatannya, rujab Wakil Ketua DPRD Parepare. "Ibu (Idawati) bisa bekerja di Rujab sehari-harinya," jelas Wakil Ketua DPRD Parepare ini.
Rahmat juga akan memfasilitasi kedua anak Annas yang masih duduk di bangku SMP dan SD untuk diberikan beasiswa melalui Dinas Pendidikan Parepare.
Sebagai tulang punggung keluarga, Annas bersama istri dan kedua anaknya, warga RT 002 RW 002 jalan Kesuma Timur, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare, sebelumnya diberitakan telah divonis dokter menderita masalah katup jantung dan mesti segera dioperasi pekan depan namun keluarga miskin itu tidak punya biaya sebesar Rp. 5 juta yang disebutkan pihak rumah sakit.
Pasalnya, sebagai Kepala Keluarga yang sudah menderita penyakit tersebut, Annas hanya bisa bergelut dengan bantal dan kasur lantaran penyakitnya.
Sementara itu, Istri Annas, Idawati mengaku jika suaminya sudah lama menderita masalah jantung tersebut. "Sudah lama diderita sejak 2009 lalu dan awalnya dikira TBC," ujar Idawati saat ditemui di kediamannya.
Ia mengaku jika suaminya sudah tidak bisa lagi bekerja mencari nafkah keluarga sejak 2009 lalu lantaran penyakit yang dideritanya.
"Selama ini saya kerja mencuci di rumah warga dan kerap dipanggil ke sana untuk makan bersama suami dan anak saya pak," ucapnya lirih.
Ia menceritakan, jika suaminya sudah mau dioperasi dan biayanya gratis. Hanya saja yang dipikirkannya masalah biaya tambahan berupa ongkos ketika berada di Makassar dan alat yang akan dipasang di jantung suaminya seharga Rp. 5 juta.
"Memang operasi suami saya ditanggung BPJS pak, hanya kami tidak bisa membawanya karena masalah biaya hidup disana (Makassar), dan ada alat yang dibeli kata dokter.
Alat tidak pasti dipasang tetapi menurut dokter minimal ada alatnya sebelum operasi soalnya jangan sampai pas dioperasi dan alatnya harus dipasang," katanya dengan mata berkaca-kaca. (LAN)
0 komentar: