MACCANEWS - Ketua BPC Hipmi Parepare ini merangkul komunitas Group Medias Sosial Facebook "Aku Cinta Parepare" untuk turun bersama memberikan bantuan kepada keluarga Annas ini.
"Komunitas ACP (Aku Cinta Parepare) akan turun langsung untuk melihat kondisi keluarga Annas ini sekaligus rencananya memberikan bantuan," jelas pengusaha muda ini.
Sementara itu, Camat Bacukiki Barat, Andi Erwin Pallawarukka berjanji akan menfasilitasi guna pemberian bantuan terhadap keluarga Annas, penderita masalah katup jantung di jalan Kesuma Timur, Kelurahan Kampung, Kota Parepare.
"Saya akan fasilitasi untuk menanyakan langsung masalah bantuan ini kepada Bagian Kesra dan Dinas Sosial," jelas putra dari legislator Partai Demokrat Parepare ini saat dihubungi via sellulernya.
Erwin menuturkan, masalah pengobatan Annas semuanya sudah ditanggung melalui BJPS Kesehatan. Namun sebagai aparat pemerintah yang harus turun melayani masyarakat, kata dia, maka akan dicoba untuk difasilitasi. "Kita akan fasilitasi karena warga kami," ujarnya.
Ia menyebutkan, untuk biaya yang dibutuhkan yakni masalah biaya selama pengobatan, tidak ada pos anggaran terkait hal itu, tetapi pihaknya tetap akan mencoba mengupayakan siapa tahu ada bantuan. "Intinya kita fasilitasi karena kan biaya pengobatannya sudah ditanggung," jelasnya.
Sebelumnya, putri sulung Annas, Anisa (14), siswi SMP Negeri 9 Parepare ini berupaya mengumpulkan uang sebanyak Rp. 5 juta untuk biaya operasi ayahnya.
Selama sepekan terakhir, sepulang sekolah Anisa berkeliling dari rumah ke rumah, berharap ada dermawan yang bersedia membantunya. "Saya terpaksa begini kak, karena kalau kumpulkan uang dengan bekerja, entah kapan bisa terkumpul Rp. 5 juta," ucapnya.
Anisa melakukan hal itu, setelah putus harapan tidak bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu dekat.
Ia mengaku, dirinya hanya berbekal surat keterangan tidak mampu dari Kelurahan setempat. "Kami minta izin sama pak lurah untuk minta sumbangan, katanya asal jangan keluar dari Kota Parepare," imbuhnya.
Saat masih sehat, lanjut Annisa, ayahnya (Annas) bekerja sebagai tukang batu. Penghasilannya tidak menentu tergantung kerjaan yang diberikan. "Kini ayah sakit dan tidak ada lagi yang jadi tumpuan keluarga," ucapnya lirih.
Untungnya, kata dia, untuk makan sehari-hari dibantu oleh nenek dan saudara-saudaranya. "Ibu saya juga bekerja jadi tukang cuci dan digaji Rp. 30 ribu per hari. Jadi adik-adik saya yang jaga ayah kalau saya keluar cari sumbangan," kata Anisa.
"Kadang saya diusir kak, dikiranya minta-minta buat makan saja. Kalau ada mau bantu, tidak mungkin saya mengemis," ucapnya. (Lan)
0 komentar: