MACCANEWS -- Otoritas Palestina memuji resolusi yang diadopsi UNESCO pada Kamis (13/10/2016), yang menyatakan Yahudi tidak memiliki kaitan apapun dengan kompleks Masjid al-Aqsha di Yerusalem.
Resolusi itu juga mengecam “agresi” Zionis Israel terhadap pegawai Organisasi Dukungan Muslim dan Urusan Al-Aqsa yang dikelola Yordania, dimana bertanggung jawab atas pemeliharaan komplek masjid.
Juru bicara Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan bahwa adopsi resolusi menegaskan kebutuhan Amerika untuk meninjau ulang “kesalahan kebijakan” mereka yang “mendorong Israel untuk melanjutkan pendudukan atas wilayah Palestina.”
“Resolusi internasional terhadap pendudukan Israel dan kebijakan mereka, bersama resolusi baru UNESCO atas Yerusalem dan Al-Aqsha, merupakan pesan jelas bahwa komunitas internasional tidak akan memaafkan kebijakan melindungi pendudukan Israel,” ujar Abu Rudeineh, seperti dilansir Anadolu.
“Ini merupakan pesan jelas dari dunia bahwa Israel harus segera mengakhiri pendudukan dan mengakui negara Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya,” tambahnya.
Seperti diberitakan, UNESCO mengadopsi resolusi yang menolak keterkaitan Yahudi dengan kompleks Masjid al-Aqsha, dimana kaum Yahudi menyebutnya sebagai Kuil Solomon.
Draft resolusi yang diproposalkan Mesir, Aljazair, Moroko, Sudan, Libanon, Oman dan Qatar itu diratifikasi setelah 24 anggota UNESCO setuju, enam anggota tidak setuju dan 26 lainnya abstain.
Resolusi itu meminta Israel untuk membiarkan pemulihan “status quo bersejarah” yang berlaku sampai September 2000.
Hal tersebut juga mengecam keras “eskalasi agresi Israel dan cara ilegal” terhadap organisasi tersebut dan anggotanya dan kejahatan terhadap hak jamaah untuk beribadah di Masjid al-Aqsha .
Syaikh Mohammed Hussein, Mufti Yerusalem, menjelaskan resolusi UNESCO sebagai “namun resolusi tersebut lebih kepada sebuah pengakuan terhadap hak-hak Muslim Palestina atas Masjid al-Aqsha dan Yerusalem timur“.
“Kaum Yahudi tidak punya hak untuk beribadah di Masjid al-Aqsha atau bahkan untuk mengklaim sebagian darinya,” tegas Hussein.
Al-Aqsha, tegasnya, “merupakan tempat suci untuk selamanya“. (*/jn)
Sumber: islamedia.id
0 komentar: