Jejak Peradaban Lampau 'Bulu Sipong' Maros

MACCANEWS -- Bagi kalian yang penasaran dengan keberadaan aneka ragam lukisan dinding goa peninggalan jaman lampu di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Anda bisa mengunjungi temat ini.

Selain taman purbakala Leang-Leang, Maros masih memiliki banyak tempat destinasi yang belum terpublis secara massif. Seperti halnya bukit tunggal Bulu’ Sipong yang berlokasi di Dusun Bonto Lempangan, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan. Dimana sebuah situs peninggalan jejak peradaban masa lampau yang pernah bermukim di tempat ini.

Di tempat ini pula, kita akan dimanjakan dengan keindahan ornamen goa dan panorama yang indah diatas ketinggian. Untuk mengakses lokasi keberadaan lukisan dinding goa yang terdapat di mulut gua leang Bulu’ Sipong, dibutuhkan waktu kurang lebih setengah jam lamanya dengan menempuh perjalanan menggunakan roda dua maupun empat dari kota Kabupaten Maros.

Sepanjang perjalanan setelah melewati jalan poros Maros-Pangkep, kita memasuki wilayah Kecamatan Bontoa. Dengan bentangan gugusan karst dan pepohonan rindang menjadi pemandangan yang akrab kita jumpai.

Bentangan persawahan dan pemukiman warga berlatar gugusan karst sebagai petanda akan ketergantungan masyarakat terhadap pegunungan, yang dimana gugusan karst yang membentang di kabupaten maros dan pangkep ini menjadi sumber penampungan mata air untuk irigasi pertanian  dan penghidupan masyarakat.

Keberadaan Bulu’ Sipong yang merupakan letak aneka ragam lukisan dinding goa peninggalan jaman lampau ini, terletak dengan berdiri kokoh diatas pematang sawah terpisah dari pegunungan karst Maros Pangkep dengan ketinggian mencapai 220 mdpl dan luas mencapai 20 hektar.

Olehnya itu, penamaan Bulu’ Sipong dalam bahasa Bugis oleh masyarakat setempat yang berarti gunung tunggal, selain itu Bulu’ Sipong juga akrab dengan nama Patto’barang yang berarti sebuah patok atau penanda.

Dari ragam penamaan yang melekat pada Bulu’ Sipong, menyimpan ragam histori mulai dari kepercayaan masyarakat setempat apabila batu terjatuh dari atas pegunungan yang menandakan akan adanya kematian terhadap salah satu warga yang ada di sekitar lokasi keberadaan Bulu’ sipong ini, bahkan sampai pada penentuan arah mata angin dan melihat terjadinya bencana yang akan datang.

Sesampai di dusun Bonto Lempangan, pengunjung biasanya menuju rumah salah satu warga yang dipercaya menjaga situs keberadaan lukisan lampau yang ada di Bulu’ Sipong.

Selanjutnya, untuk mengakses kaki bukit Bulu’ Sipong, kita akan berjalan kaki diatas pematangan sawah dengan suara hewan khas persawahan mewarnai perjalanan.

Dengan jarak ratusan meter dari pemukiman warga ke kaki bukit, sejenak pengunjung biasanya mendirikan tenda sebelum melanjutkan perjalanan esok harinya. Suasana ditempat inipun serasa begitu alami dengan suara khas hewan endemik dibawah pancaran sinar bulan.

Saat fajar mulai menyingsing dengan warnah menjingga menampakkan dirinya dari balik pegunungan, menandakan aktivitas penjajakan lukisan prasejarah akan dimulai.

Sementara itu, aneka ragam kupu-kupu dan endemik lainya mulai terlihat di atas semak belukar, pepohonan dan dedaunan mulai menampakkan dirinya saat pancaran sinar matahari menggantikan gelapnya malam.

Dari kaki bukit, terlihat sebuah rumah adat yang menghadap ke timur, yang dulunya dipercayai oleh masyarakat setempat sebagai tempat pertemuan para orang-orang cendekiawan.

Dengan membangun rumah panggung dan tiang sebagai perwakilan dari kepribadian yang baik oleh orang-orang yang di bawah ketempat ini. Meskipun sudah mengalami renovasi akan tetapi bentuk asli dan beberapa bagian lainya masih terbilang asli.

Sebuah rumah tua yang berumur 200 tahun yang dulunya memakai atap dari pohon nipa karna telah temakan usia atap diganti menggunakan atap seng agar pemeliharaannya lebih mudah, masyarakat setempat menamakan rumah tua ( Bola Matoae ) ini yang di fungsikan sebagai onrong maccarita atau tempat pembicaraan  untuk pekerjaan yang baik.

Untuk menyaksikan secara langsung aneka ragam lukisan pada dinding gua Bulu’ Sipong satu, dua dan tiga. Pengunjung melakukan perjalanan kaki dengan melewati jalur yang berbatu dan mendaki.

Dari dinding bahkan langit lagit gua leang Bulu’ Sipong satu, terdapat aneka ragam lukisan peninggalan jaman lampu, seperti halnya lukisan menyerupai cicak terbang berwarnah hitam dan cap tangan.

Sementara itu, ornamen-ornamen goa dan bunga angrek batu hingga cangkang hewan yang hidupnya dilaut ada di tempat ini menjadi pelengkap keindahan penjelajahan bukti peradaban yang pernah ada. Tak jauh dari lokasi mulut goa, kita akan menjumpai lukisan sepeda peninggalan jaman belanda, yang melekat di dinding tebing Bulu’ Sipong.

Penjelajahan kembali di lanjutkan menuju leang Bulu’ Sipong dua, dengan jalur yang semakin menanjak disertai bebatuan yang cadas di tepi jurang. Dari tempat ini, kita dapat menyaksikan kota Kabupaten Pangkaje’ne dan Kepuluan dari ketinggian, disertai pematangan sawah yang jauh membentang.

Pada mulut goa, terlihat lukisan menyerupai kaki orang dewasa berwarnah kemerahan, yang terletak tepat dibawah langit-langit goa. Sementara itu lukisan menyerupai tulang belakang terletak didinding gua. Serta lukisan tangan, cumi-cumi, perahu dan aneka ragam ikan terdapat di tempat ini.

Dari dalam gua kita dapat menyaksikan ornamen-ornamen yang melekat pada dinding gua, serta batu berbentuk ikan seperti halnya tempat peristirahatan masyarakat jaman dahulu.

Penjelajahan lukisan prasejarah masih terus berlanjut, kali ini pengunjung akan diperhadapkan dengan anak tangga menuju lorong sempit didalam goa. Dari dalam goa kembali kita menyaksikan ornamen-ornamen yang begitu memukau dipandang mata, serta stalaktik yang terbentuk selama ratusan bahkan ribuan tahun lamanya.

Saat pancaran lampu menabrak dinding gua, keindahan semakin terlihat didepan mata kita, dengan menyusuri lorong sempit yang membawa kita pada teras gua diatas ketinggian, kita akan menjumpai batu menyerupai terumbu karang yang berada di lautan.

Dari teras gua diatas ketinggian, kembali kita menyaksikan pemandangan dengan bentangan pegunungan karst yang begitu memukau di atas ladang persawahan. Selain itu, ditempat ini juga terdapat ragam lukisan yang menyerupai perahu, cap tangan dan  manusia yang duduk dibawah sebuah pohon.

Pak muin (penjaga situs di bulu’ sipong) menuturkan bahwa tempat ini bernama Bulu’ Sipong, yang berarti gunung yang tunggal. Selain itu juga biasa diartikan sebagai Bulu' Patte'bbakkan atau penanda dalam menentukan arah mata angin atau hal magic lainya yang akan terjadi.

"Tempat ini bernama Bulu' Sipong yang berarti gunung yang tunggal, juga biasa dinamakan Bulu' Patte'bbakkan yang berarti penanda dalam menentukan arah mata angin."

Keragaman sumberdaya hayati berupa ragam spesies satwa endemik termasuk primate yakni macaca maura (kera) bahkan terdapat pula kera putih, kuskus, kupu – kupu, ragam jenis burung serta satwa endemic lainnya.

Dengan vegetasiyang beragam diantaranya pohon jati, angsana, asam, kihujan, lontar, bambu dan laininya dengan kondisi yang masih alami termasuk jenis flora yang tumbuh di dinding tebing, mengandung nilai petualang saat menyusuri gua dan tracking yang cukup menantang ditempat ini.

Pemerhati lingkungan, Ilham Lahiya menguraikan akan akses menuju Bulu Sipong. Untuk menuju kekaki gunung, dapat ditempuh dengan melalui jalur darat dan jalur sungai. Dengan panorama Vegetasi Mangrove serta tegakan–tegakan Karst menjadi pemandangan yang indah di tempat ini.

"Jalur sungai yang ditawarkan pun dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit dengan menggunakan perahu jolloro menuju kantor Desa Botolempangan, sebagai pusat pemerintahan Desa Tempat Keberadaan Bulu’ Sipong.Bahkan untuk menggapai puncak Bulu’ Sipong, dibutuhkan tenaga ekstra dalam menempuh jalur pendakian yang curam dan berbatu dengan kisaran waktu mencapai 30 menit lamanya dari teras gua."

Teliti, hati-hati dan kepiawaian memanjat sangat dibutuhkan untuk mencapi puncak, hal ini dikarenakan jalur yang masih sangat alami dipenuhi dengan semak belukar dan pepohonan serta bebatuan cadas dengan kemiringan hingga 70 derajat.

Pada puncak Bulu’ Sipong yang ditandai dengan keberadaan batu persegi empat,  Pengunjung dapat menikmati panorama dengan pemandangan bentangan gugusan karst dan perkampungan warga diatas ladang persawahan. Bahkan disebelah bagian barat kita dapat menyaksikan lautan dan pulau-pulau yang ada di sekitar wilayah Kabupaten Pangkep, Maros dan Makassar.

Keberadaan karst Bulu Sipong di ketahui oleh mayarakat sebelum masuknya Islam di Butta Salewangang (Maros). Pada tahun 1936, konon dahulu kala ada seorang yang bernama Pindang yang tinggal di Bulu' Sipong selama ratusan tahun dan sampai sekarang jenis kelaminya belum diketahui dengan pasti dan Pindang yang selamaratusan tahun tinggal di puncak Bulu Sipong yang di namakan Monroe. Cerita inipun telah menjadi epos secara turun temurun oleh masyarakat tamangesang.

Bukit tunggal ini sebelumnya di beri nama gunung Pattobarang yang artinya patok segala arah dan setelah di resmikan nama Bulu Sipong atau bukit tunggal ini di nyatakan sebagai salah satu situs purbakala pada tahun 70 an oleh suaka Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar yang kini di kenal sebagai BP3.

Seperti halnya lukisan dinding dalam gua yang menandakan bukti peradaban jaman lampu, menjadi potensi wisata yang begitu menjanjikan, apalagi untuk menuju kekaki gunung dapat ditempuh dengan melalui jalur darat dan jalur sungai dengan panorama vegetasi mangrove serta tegakan – tegakan karstmenjadi pemandangan yang indah di tempat ini.

Aneka ragam keindahan dan bukti peninggalan jaman lampau di Bulu’ Sipong belum begitu terkenal seperti taman prasejarah leang leang dan wisata perahu rammang-rammang.

Akan tetapi, bukit tunggal Bulu’ Sipong tentunya tidak kalah menarik untuk dikunjungi, lantaran pengunjung dapat pula menikmati keindahan mangrove dan bentangan pegunungan karst dengan jalur sungai yang langsung berada dikaki bukit.

Meski Bulu’ Sipong belum mendapat pengelolaan yang maksimal, akan tetapi hal tersebut sudah menjadi lirikan pemerintah setempat untuk melakukan penataan secara resmi terhadap wisata bulu’ sipong. Seperti konsep wisata berbasis masyarakat dengan pemanfaatan perahu warga menggunakan jalur sungai Kalibone perbatasan Maros Pangkep dan perbaikan jalur darat untuk mengakses kaki bukit Bulu’ Sipong.

Keberadaan lukisan prasejarah sebagai bukti kehidupan jaman lampau, memang merupakan potensi wisata yang saat ini marak dikunjungi oleh para wisatawan, baik lokal maupun manca negara.

Olehnya itu, kehadiran Bulu’ Sipong dengan keunikan dan histori yang dimiliki tentunya harus menjadi salah satu perhatian penuh pemerintah. Khususnya dalam hal penjagaan dan perawatan, maupun  akses kenuju lokasi, sebagai objek yang dapat menambah wawasan bagi generasi bangsa. (Aam/Jn)


Penulis : Asiz Jiwa Merdeka


Tags:

Baca Juga:

0 komentar:

Ragam

  • Sebilah Badik, dan 3 Paket Sabu Diamankan Polsek Turikale Maros
    27.10.2016 - 0 Comments
    MACCANEWS - Personel Resmob Polsek Turikale Maros membekuk seorang warga BTN Kumala Permai blok D10 Tamalatea,…
  • Dispustaka Makassar Ramaikan Islamic Book Fair 2019 Di Jakarta
    08.07.2019 - 0 Comments
    Dinas Perpustakaan Makassar turut berpartisipasi dan memeriahkan Islamic Book Fair (IBF) 2019 di Jakarta Convention…
  • Bupati Sidak Sekolah, Gurunya Kurang yang Datang
    27.09.2016 - 0 Comments
    MACCANEWS -- Meskipun disibukkan dengan banyaknya tugas, termasuk rapat-rapat di DPRD, Rabu siang (28/9/2016) bupati…
  • Posko Induk Covid – 19 Makassar Terima Bantuan Alat Kesehatan
    04.06.2020 - 0 Comments
    Posko Induk Covid 19 Kota Makassar menerima bantuan dari berbagai pihak, salah satunya dari Alumni Institut Pertanian…
  • Ketua PKK Biringkanaya Buka Lomba Rias Pengantin
    18.08.2018 - 0 Comments
    MACCANEWS - Ketua tim penggerak PKK kecamatan Biringkanaya, Hj. St Syahriati Andi Syahrum,. S.S.M.Hum membuka…
  • BARRU MENERIMA PIAGAM PENGHARGAAN DARI GUBERNUR SULAWESI SELATAN
    28.11.2018 - 0 Comments
    MACCANEWS - Humas Barru-Barru menerima Piagam Penghargaan Sebagai Nominator Saoraja AMPL Award 2018, Kategori…
  • Kepala Bappeda Optimis Makassar Raih Swasti Saba Wistara 5 Kali
    27.06.2019 - 0 Comments
    Demi menselaraskan tujuan dari pengembangan Kota Makassar, Pemerintah Kota Makassar melalui Badan Perencanaan…
  • Camat Ujung Tanah Optimis Realisasi PBB Wilayahnya Over Target
    25.10.2018 - 0 Comments
    MACCANEWS - Kecamatan Ujung Tanah hingga hari ini telah berhasil merealisasikan 90 % penerimaan dari pembayaran Pajak…
  • Fitriadi Dilantik Jadi Kepala Seksi PD Pontren Kemenag Soppeng
    09.12.2016 - 0 Comments
    MACCANEWS - Kepala Kantor Kementerian Agama Kabuaten Soppeng, Huzaemah, mengambil sumpah dan melantik Fitriadi…
  • Iqbal Suhaeb Instruksikan Toko Toko Sembako Ikuti Aturan Jaga Jarak Physical Distancing
    04.06.2020 - 0 Comments
    Di Tengah mewabahnya virus Corona Covid-19 Pj Walikota Makassar, Iqbal Suhaeb sengaja datang meninjau serta melihat…
  • KM Bintang Gangguan, Puluhan Penumpang Dewasa dan Anak-anak Nyaris Tenggelam
    08.10.2016 - 0 Comments
    Dua penumpang KM. Bintang  Kayuadi, yang berhasil di evakuasi MACCANEWS -  KM Bintang Kayuadi dengan…
  • Ismunandar: Pengosongan Rumah Dinas Bukan untuk Guru Aktif
    17.03.2017 - 0 Comments
    MACCANEWS - Menanggapi surat sakti pengosongan rumah dinas sekolah yang dikelurkan Dinas Pendidikan Kota Makassar…
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.