MACCANEWS – Belum adanya tanda tanda kejelasan tentang penanganan kasus penembakan terhadap, Husain alias Saddam (26) sebagai korban, Nelayan asal Desa Rajuni Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, kembali dipertanyakan, tentang perkembangan penanganannya dipihak kepolisian, yang sudah sekitar empat bulan lamanya.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Investigasi LSM LIRA, Kabupaten Kepulauan Selayar, Hamzah bersama Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Kepulauan Selayar (HPMKS), di Warung kopi Intan II, Jalan Sukarno Hatta, Benteng, Jumat (31/3).
Kejadian yang telah menimpa, Husain alias Sadam (26) warga Pulau Rajuni Desa Rajuni tersebut,tanggal 28 November tahun 2016lalu, akibat terkena tembakan dibagian belakang tembus ke perut,di perairan dekat Pelabuhan Pulau Rajuni, sekitar pukul 16. 30 Wita. Saat itu Saddam sudah pulang mengambil ikan di “Bagang” miliknya, salah satu alat tangkap ikan Tradisional.
Awalnya perahu Jolloro korban yang ditumpangi dengan dua orang temannya berpapasan dengan Kapal yang diduga kapal Patroli Polisi Kehutanan (Polhut) atau Polisi Jagawana, yang akrab dikenal masyarakat nelayan di Kepulauan. Mereka terlihat beberapa diantaranya mengekang senjata yang diarahkan ke perahu korbandengan jarak hanya sekitar sepuluh meter.
Ketua Tim Investigasi LSM LIRA, Hamzah, mengungkapkan bahwa kejadian ini kalau kita menghitung sejak tanggal kejadian hingga sekarang, sudah masuk Enam Bulan, termasuk besok sudah masuk tanggal 1 April, sehingga sudah selayaknya dipertanyakan kembali bahkan sudah bisa didesak sampai dimana sekarang perkembangan penanganannya.
Terkait adanya upaya perdamaian terkait kasus tersebut yang ditempuh pihak Balai Taman Nasional Takabonerate, patut diduga bahwa pelakunya sudah ada dipihak mereka. Pasalnya ada upaya permintaan damai, kata Ketua Tim Investigasi LSM LIRA, Kabupaten Kepulauan Selayar, Hamzah, kepada beberapa wartawan di Warkop Intan II, Jumat (31/3).
Senada dengan Ketua HPMKS Kabupaten kepulauan Selayar, Suharjo Muna, bahwa kondisi Husain “Saddam” saat ini masih tetap terbaring dan sudah sekitar dua minggu berada di Desa Rajuni sambil menunggu akan dilakukan operasi tahap ketiga.
Menurutnya untuk perawatannya memang diketahui akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak dari Taman Nasional Takabonerate Selayar, kita patut memakluminya dari kemanusiaan, akan tetapi proses dan penanganan kasus terkait penembakan yang pelakunya belum diketahui hingga saat ini, padahal sudah berlangsung sekitar empat bulan, tentunya dipertanyakan kembali, kepada pihak kepolisian.
Diwaktu yang berbeda Ketua DPW LSM LIDIK Sulsel, Imran Hasan, sewaktu ditemui di Sekretariat DPW LSM LIDIK Sulsel, Sabtu (1/4).
Dia juga mempertanyakan penanganan kasus penembakan yang terjadi di Pulau Rajuni Desa Rajuni tersebut, ahir November 2016 lalu. Sejauh ini kepastian tentang siapa pelakunya, pihak kepolisian belum berani memastikannya, padahal dalam kronologis kejadiannya ditengarai anggota Polisi Kehutanan dari Taman Nasional Takabonerate, disebutkan sementara melakukan Patroli di perairan pulau Rajuni.
Sementara itu, menurut keterangan pihak Penyidik, Reskrim Polres Kepulauan Selayar, AIPTU Amar Soedachlan yang dihubungi melalui telepon selulernya, Sabtu (1/4) .Mengatakan bahwa hingga saat ada upaya antara pihak korban dengan Polisi Kehutanan kita dari penyidik menyerahkan kepada mereka.
Sementara penyidikannya kita sudah siapkan tinggal menunggu hasil dari Laboratorium Forensik (Labfor), tentang dugaan projektil yang kaliber berapa digunakan pada saat kejadian. Hingga saat ini sudah ada beberapa .Anggota dari Polisi Kehutanan yang diambil keterangannya. (DENG)
0 komentar: