![]() |
Warga maiwa duduk bersila dan tongkrongin kursi para dewan saat lakukan penyampaian aspirasinya |
MACCANEWS -- Aksi penolakan memenuhi gedung DPRD Enrekang setelah sebelumnya merangsak di kantor bupati setempat.
Massa menumpangi puluhan dump truck serta sepeda motor padati jalan utama tepat depan gedung DPRD. Orasi dan aksi bakar ban bekas membuat asap tebal cukup membuat panik sulit dicegah aparat kepolisian serta sat pol PP.
Menghindari anarkis para pendemo asal Maiwa pun dibebaskan masuk gedung rakyat. "mereka penuhi ruang sidang termasuk kursi dewan terpaksa ditempati acara dialog," ungkap pendemo Muh.Hasri (29/8/2016).
Didepan penerima aspirasi dewan asal daerah pemilihan I dan daerah pemilihan II, Andi Nasir selaku pimpinan rapat ,Andi Aswan, Idris Sadik ,Nurman amir, H.Arsyad Gawi dan Syaiful Akbar pendemo laki laki dan wanita duduk bersila dilantai. "kami siap menerima aspirasi di gedung rakyat ini," ujar Nurman Amin.
Pimpinan rapat Andi Nasir mengatakan kedatangan warga Maiwa ditengah wakil rakyat untuk menyampaikan berbagai persoalan terkait proyek yang dinilai kurang bermartabat akibat kekhawatiran dampak genangan rencana bendungan Boiya.
Kata Andi Nasir kejelasan pro dan kontra yakni tenggelamnya sejumlah desa memang sangat disayangkan. Ratusan KK, desa, lahan pertanian dan perkebunan, pekuburan umum selama ini jadi bagian budaya dan mata pencaharian akan musnah. Jikapun pengukuran dilapangan sudah berjalan harus dihentikan.
Pendapat Andi Nasir juga katakan jangan membuat kerisauan warga semakin bertambah jika pemda atas bentuk izin apapun dikeluarkan, proyek bendungan Boiya itu belum memberi kejelasan. "tidak ada penjelasan detil warga merasa bingung pastinya warga kecamatan Maiwa dikorbankan," katanya.
Sementara itu legislator Andi Aswan dan Syaiful Akbar menilai, pemerintah kurang mensosialisasikan kebijakan timbul keresahan dan gejolak di kalangan masyarakat.
"Setiap kebijakan itu harus tersosialisasi baik, agar latar belakang persoalan bisa dipahami masyarakat dan mereka akan berfikir ulang menerima atau menolak kebijakan," Andi Aswan. (R7/Jn)
0 komentar: