MACCANEWS - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya hadir dalam peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2018 di Anjungan PantaI Losari Kota Makassar.
Acara dikemas dalam bentuk dialog partisipatif dengan komunitas dan edukasi kepada anggota pramuka berlangsung di area Car Free Day (CFD) Kota Makassar, Minggu pagi.
"Kita menghadapi persoalan sampah yang cukup serius, bahkan dalam dua minggu ini sejak tanggal 3-4 Maret lalu, viral di media sosial bahwa Indonesia juara sampah plastik. itu hasil penelitian di Amerika pada tahun 2015," ujar Siti Nurbaya di anjungan Pantai Losari, Minggu.
Siti Nurbaya melanjutkan, sebetulnya dari 2015 sampai sekarang itu sudah terjadi banyak perubahan di Indonesia karena dinamika masyarakat sangat tinggi.
"Saya memperhatikan dari tahun 2015, 2016, 2017 dan 2018 gerakan komunitas luar biasa untuk mengatasi sampah ini," ucapnya.
Menteri Siti juga mengapresiasi cara menangani sampah yang dilakukan pemerintah kota Makassar, salah satunya bank sampah dan lorong garden.
"Bank sampah dan lorong garden itu terkenal sampai internasional, khusus bank sampah itu sudah menolong ekonomi keluarga. Saya kira bank sampah itu contoh yang sangat nyata," pujinya.
Menurutnya, sebetulnya 80 persen sampah plastik di laut berasal dari daratan, masuknya dari sungai-sungai besar . Dan 20 persen dari laut itu sendiri dan yang di laut itu juga datangnya karena arus dari tempat lain.
"Seperti yang kemarin kita lihat ada viral di Bali, itu terjadi pada tanggal 3 Maret dan setelah itu keesokan harinya sudah tidak ada lagi," katanya.
Pemerintah pusat bersama pemerintah Bali, menurutnya, sudah rapat besama Menko Maritim untuk mengambil langkah-langkah penanganan sampah di pantai dan laut seluruh Indonesia.
"Sejauh ini Surabaya terbaik dalam penanganan sampah, tapi saya yakin Makassar akan segera menyusul terkait penanganan sampah ini," ujarnya.
Untuk menangani sampah, ia menambahkan, semua elemen masyarakat harus terlibat. Pemerintah kota juga harus memperbanyak tempat sampah di pinggir jalan untuk mengubah perilaku masyarakat yang membuang sampah sembarangan
"Saya kira langkah-langkah melalui sekolah dan pendidikan lainnya, seperti program kota Makassar 'Lihat sampah, ambil' (Lisa) ini bagus untuk anak-anak biar menjadi kebiasaan. Saya juga salut terhadap program lorong garden yang dicanangkan Pemerinta Kota Makassar. Program tersebut sudah menasional," ujarnya.
Kunci dan akar utama dalam pengelolaan sampah adalah persoalan budaya yang berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan.
"Oleh sebab itu kita harus memulai pengelolaan sampah dari gerakan perubahan perilaku dengan menjadikan pengurangan sampah sejak dihasilkannya atau bahkan penggunaan barang-barang yang tidak menghasilkan sampah, pencegahan sampah sebagai budaya dan gaya hidup baru," pungkasnya.
0 komentar: