MACCA.NEWS – Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan ‘Danny’ Pomanto mengatakan di tengah limbah perkotaan, dan bangunan-bangunan padat penduduk, petani perkotaan masih mampu memanfaatkan lahan yang ada untuk tanaman produktif.
“Itu hal luar biasa, apalagi di kota metropilitan ini. Jadi petani-petani perkotaan adalah orang-orang yang luar biasa,” kata Danny saat hadir di sosialisasi pengawasan dan perlindungan tanaman oleh Dinas Peternakan dan Perikanan (DP2) Makassar di Jl. Amirullah, (22/2/2019).
Menurut Danny, bertani di daerah (kampung) dengan tanaman padi, jagung, dan sejenisnya adalah hal yang biasa. Tapi di kota besar seperti Makassar, dengan peningkatan jumlah produksi tanaman cabai yang begitu pesat, sungguh luar biasa.
“Jadi orang kadang-kadang heran, ‘penghasilan lombok di kota Makassar meningkat tajam’. Begitu pun sayur-mayur, Kok bisa? Padahal hanya memanfaatkan ruang-ruang sempit di lorong-lorong,” ujarnya.
Terbukti, hal-hal kecil inilah yang membuahkan hasil maksimal. Sehingga, Makassar berhasil mengontrol inflasi daerahnya.
Tantangan pertanian kota sangat berat. Berbagai upaya pun dilakukan. Seperti saat ini dikembangkan pertanian hidroponik dan pertanian dengan lahan bertingkat.
Namun Danny mencontohkan negara Singapura yang sukses mengembangkan sistem seperti ini. Di Negara Singa itu, kata Danny, bahkan kerang mutiara, ikan, dan kepiting juga dibudidayakan dengan lahan bertingkat di ruang sempit. Budidaya seperti ini disebut aquaculture. Dengan pengetahuan dan teknologi, lahan sempit bisa dimanfaatkan untuk hasil yang maksimal.
“Makanya, Dinas terkait harus memberikan ke penyuluh petani di kota Makassar ‘knowledge’ (pengetahuan) dan teknologinya, agar bisa lebih maksimal lagi,” jelasnya. (*)
0 komentar: