MACCANEWS--Progres pengembangan program sampah tukar beras yang bersinergi dengan pengelolaan bank sampah semakin meningkat di tiga tahun kepemimpinan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto.
Jumlah nasabah bank sampah saat ini mencapai hingga 50.000 orang yang terdaftar di 760 bank sampah unit dan sektoral se-Kota Makassar. Perputaran uang dari seluruh bank sampah kurang pun lebih Rp20 juta sampai Rp30 juta perharinya. Jika ditaksir selama sebulan pendapatannya kurang lebih Rp600 juta sampai Rp900 juta.
Ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi), Saharuddin Ridwan mengaku, sebelumnya jumlah nasabah bank sampah berkisar 12.000 orang di akhir tahun 2016 lalu.
“Target sebenarnya bukan hanya bank sampah meningkat tetapi partisipasi masyarakat karena sekarang total nasabah kurang lebih 50 ribu. Kita harap akan bertambah karena ini akan mempengaruhi jumlah reduksi sampah,” jelas Saharuddin.
Keterlibatan masyarakat, lanjutnya, bukan hanya sekadar bertujuan menjaga lingkungan tetapi berpotensi untuk menambah pendapatan ekonomi dari kebutuhan rumah tangga.
Bukan hanya masyarakat saja, atas keinginan Danny Pomanto sapaan akrab wali kota, seluruh pegawai negeri sipil (PNS) berkewajiban melakukan tindakan pengurangan produksi sampah. “Ini progress jangka panjang partisipasi PNS tinggi terhadap kepedulian lingkungan. Dan dari total jumlah penduduk 1,7 juta jiwa kita harap jumlah nasabah bisa mencapai 10% sampai 20%, kalau dititik 30% itu sudah sangat luar biasa,” harap Saharuddin.
Seiring dengan itu, maka target pengurangan produksi sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa Antang, Kecamatan Manggala akan terwujud. Saat ini target pengurangan sampah ke TPA masih berkisar 0,14% dari total 1.100 ton sampah yang masuk ke TPA setiap harinya.
“Kita harap 10% pengurangan sampah dari adanya bank sampah. Sampah yang masuk ke TPA 1.100 ton perhari. Ketika bank sampah berjalan maksimal lagi, sampah berkurang masuk ke TPA. 30% sampah tidak terbuang targetnya sudah luar biasa,” terang Saharuddin yang juga Ketua Yayasan Peduli Negeri (YPN).
Lebih lanjut, dia menguraikan saat ini jumlah bank sampah yang tersebar di 15 wilayah kecamatan sudah mencapai 760 unit. Masing-masing, 508 untuk Bank Sampah Unit (BSU) di lingkungan RT/RW dengan jumlah nasabah 37.182 orang.
“Kita target untuk BSU ini disetiap lingkungan RW yang jumlah 998 lingkungan,” kata Saharuddin yang jugaSekretaris Tim Pro Percepatan dan Pengendalian Makassarta Tidak Rantasak (MTR) Makassar.
Kemudian, BSU di lingkungan sekolah sudah mencapai 233 unit dengan jumlah nasabah15.420 orang, dan BSU kantor-kantor instansi lainnya sebanyak 13 unit dengan total nasabah 1.850 orang, serta Bank Sampah Sektoral di lima kecamatan dengan jumlah nasabah 600 orang.
“Dari laporan yang masuk terkait bank sampah sektoral baru Kecamatan Tallo, Makasssar, Rappocini, Manggala, Mamajang,” katanya.
Ketua Pengarah Tim Pro Percepatan dan Pengendalian MTR, Irwan R Adnan menambahkan, trend positif bank sampah ini justru memberikan dampak positif kepada masyarakat.
Apalagi, saat ini sejumlah nasabah beramai-ramai telah menarik tabungannya untuk keperluan lebaran Idul Fitri 1438 H.
“Ada yang mencapai sampai Rp2 juta, dan ada bahkan Rp2,7 juta di Manggala. Dia beli kebutuhan bahan bangunan,” sebut Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Makassar ini.
Dia menambahkan, program bank sampah ini para nasabah tidak hanya dapat menukarkan sampah dengan beras, tetapi bisa memperoleh sembako, tabung gas, air galon dan produk lainnya.
“InsyaAllah bank sampah ini dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Bahkan sekarang ini berjalan penjemputan dari bank sampah pusat. Kita akan kembangkan bank sampah ini dengan aplikasi ebaba (elektronik banking bank sampah),” tambah Irwan. (*)
0 komentar: