MACCANEWS -- Pemuda sebagai tongkat estafet penerus cita-cita revolusi kemerdekaan republik Indonesia 1945. Utamanya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mencapai sosialisme Indonesia sesuai amanat penderitaan rakyat.
Pada saat itu, berbagai kelompok pemuda yang berunding diantaranya adalah jong java (pemuda jawa), jong sumatra bond (pemuda sumatra), jong celebes (pemuda sulawesi), jong ambon (pemuda ambon), jong bataks bond, pemoeda kaoem betawi, dst. Dari hasil perundinganya menyepakati 3 poin utama, bertumpah darah, berbangsa, dan berbahasa yang satu yakni INDONESIA.
Ketika kita melihat ke pentas sejarah, hal serupa juga dengan apa yang dilakukan oleh beberapa OKP yang ada di kabupaten Maros. Mereka bertemu di salah satu tempat kemudian menggagas pembangunan Maros dari berbagai sektor.
Ada pun pimpinan lembaga yang hadir dalam pembahasan persiapan peringatan sumpah pemuda yakni GMNI, IMM dan PMII. Beberapa lainnya berhalangan hadir. Pertemuan ini diadakan diwarkop Daeng Boss, Jl. Perintis kemerdekaan Makassar, Rabu (5/10/2016).
Maskur selaku Ketua GMNI Maros mengungkapkan, bahwa dengan adanya pertemuan ini menjadi langkah awal dari beberapa agenda besar yang akan dilakukan secara bertahap guna mewujudkan kemerdekaan kaum Marhaen melalui kerja-kerja riil sesuai amanat Pancasila 1 Juni dan Tri Sakti Bung Karno.
"Kemerdekaan Kaum Marhaen tidak bisa diraih hanya dengan sebuah wacana besar, namun harus diperjuangkan melalui kerja-kerja riil yang mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya di Kabupaten Maros," Ungkapnya.
Sementara itu Ketua PMII Maros, adapun Kegiatan ini sebagai langkah taktis dalam menghadapi persaingan MEA, apalagi Indonesia punya bonus demografi 2020 mendatang dimana generasi muda lebih mayoritas dibanding anak-anak ataupun lansia.
"Tentu IHD (Indeks Human Development) atau Indeks pembangunan Manusia harus ditingkatkan apalagi merangkum berbagai aspek, seperti ekonomi, sosial, budaya, dibarengi dengan Moral dan Akhlak sesuai dengan akidah agama agar pencapaian cita-cita kemerdekaan indonesia bisa digapai," Ungkap Sahar Mappanyukki.
Sementara itu ketua IMM Maros, Rizal Pauzi mengatakan, bahwa dalam kegiatan ini ada beberapa wacana besar yang sementara didiskusikan untuk diangkat yakni pengembangan tradisi literasi, penyakit sosial yang berkembang di kawasan kuliner pantai tak berombak (PTB), pengembangan ekonomi rakyat serta nasionalisme pemuda yang tergerus, namun ini masih dalam tahap pembahasan, yang jelasnya konsep kegiatannya nanti lebih menekankan pada karya dan sumbangsi riil pemuda dan mahasiswa untuk Maros yang lebih baik. (Aam/Jn)
0 komentar: