MACCANEWS, ENREKANG -- Bahaya bencana tanah longsor di desa Parombean Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang, masih terus mengancam warga di desa tersebut. Rabu (25/5/2016), longsor susulan kembali terjadi di dusun Liba Desa Parombeang, Meski tidak ada korban dalam longsor tersebut, namun tim BPBD Kabupaten Enrekang yang stanby di posko pengungsian langsung mengevakuasi warga mengingat cuaca yang masih ekstrim dan kelabilan tanah yang terus bergerak jika turun hujan. Melihat kenyataan ini, 436 warga yang berada di posko pengungsian mengaku takut kembali ke rumahnya. Terakhir, satu rumah di Dusun itu terpaksa dibongkar karena sudah sangat rawan longsor.
Terakhir, satu rumah di Dusun itu terpaksa dibongkar karena sudah sangat rawan longsor, Rumah panggung tersebut adalah milik Damri terpaksa dibongkar karena kolom rumahnya mengalami keretakan sepanjang 5 hingga 8 meter di beberapa bagian.
"keretakan di kolom rumahnya sudah terjadi pada beberapa hari lalu dan semakin bertambah parah seiring hujan deras yang terus mengguyur Desanya, kami tidak tinggal di rumah lagi karena takut jangan sampai keretakan tanah bertambah parah yang mengakibatkan rumah kami bisa ambruk setiap saat", ungkap Damri.
Selain Dusun Liba, sudah enam Dusun di Desa Parombean yang terkena dampak dari bencana tanah longsor yakni Dusun To’Collo, Bau, Sarang, Bunga Mandoe, Buntu Limbong dan Letobara.
Sementara, Kepala Desa Parombean, Abdul Rahman saat dikonfirmasi awak media, Kamis (26/5/2016) melalui telepon selulernya mengatakan, hingga saat ini jumlah pengungsi di posko pengungsian tidak ada yang berubah.
"Memang ada beberapa kepala keluarga yang kembali ke rumahnya. Tapi, mereka tetap dihitung sebagai korban pengungsi karena pada saat hujan, semuanya akan kembali ke posko pengungsian,” jelas Abdul Rahman.
Saat ini, posko pengungsian yang sebelumnya ada tiga tempat telah disatukan di Posko I SD Negeri 194 Buntu Limbong. (R7/JN)
0 komentar: