Anggota DPRD Kota Makassar, Kartini mendorong pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif kepada anak.
Hal ini dia sampaikan dalam sosialisasi Perda (Sosper) No 3 Tahun 2015 tentang Pemberian Air Susu Ekslusif yang digelar di Hotel Fox Lite Hotel Royal, Jalan Sultan Hasanuddin, Sabtu (27/3/2021). Sosialisasi dihadiri ratusan warga di Kelurahan Pannambungan. Di mana sebagian besar peserta didominasi oleh wanita.
Kartini mengatakan, perda tersebut disosialisasikan untuk mengingatkan ibu memberikan anaknya ASI ekslusif. Di mana ASI tersebut hanya bisa didapatkan selama enam bulan sejak bayi lahir.
"Perda ini kita angkat karena penting kita sampaikan agar mereka tahu apa isi dari perda ini. ASI ekslusif ini merupakan ASI yang diberikan ke bayi nol sampai enam bulan. Ini perlu diberikan tanpa tambahan apapun," ujarnya.
Legislator Perindo tersebut mengatakan, banyak mitos-mitos terkait pemberian ASI tersebut yang kerap menyesatkan masyarakat, sehingga melalui sosialisasi ini, masyarakat diharapkan bisa lebih memahami tata cara pemberian ASI yang benar.
"Saya merasa ini sangat penting, di sini banyak manfaat dan kegunaan ASI. WHO sendiri menjelaskan anak-anak itu perlu diberikan ASI hingga dua tahun," lanjutnya.
lah satu pemateri, Ahmad Firman memuji langkah dewan dalam memberikan perlindungan terhadap ibu menyusui melalui perda tersebut.
Dia mengatakan, beberapa poin dalam perda sangat mengedepankan kenyamanan ibu dalam memberikan ASI-nya. Salah satu contohnya yaitu bilik menyusui. Di mana dalam perda tersebut secara rinci dijabarkan pentingnya pengadaan bilik menyusui untuk ibu di semua gedung-gedung dan instansi.
"Sudah diatur itu termasuk tempat kerja harus menyediakan ruangan khusus untuk ibu menyusui. Dan ini gratis, sudah diatur semua mulai dari lebarnya, lantainya, ventilasi udara, hingga fasilitas penunjang seperti westafel ruangan untuk menjamin ibu dan anak merasa nyaman," katanya.
Narasumber lainnya, Kepala Bidang Layanan Kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan Kota Makassar, Ita Anwar menjelaskan beberapa kesalahan persepsi yang kerap terjadi di masyarakat.
Dia mengatakan beberapa mitos dianggap sangat salah untuk diterapkan, semisal pemberian air susu kolostrum sejak anak lahir hingga empat hari, kerap kali diartikan sebagai susu yang tak layak pada anak.
Padahal kolostrum tersebut merupakan susu ekslusif yang harus diberikan, karena mengandung gizi yang tidak akan didapatkan pada makanan apapun.
"Pemberian ASI penting karena mengandung kolostrum. Karena keluar cuman hari pertama hingga 4 hari, cuman banyak ibu yang menyalahartikannya sebagai susu basi," ucapnya.
Dia juga menjelaskan dampak yang diterima oleh sang ibu. Ada konsekuensi kanker yang dapat terjadi pada ibu yang enggan memberikan ASI-nya kepada anaknya.
"Hati-hati dengan payudara yang tidak diberikan ASI. ASI yang tidak keluar akan mengendap menjadi bulatan dan menjadi daging dan akhirnya menjadi kanker payudara. Semua orang punya bibit kanker. Tapi tergantung bagaimana kita mengatur kondisi itu," terangnya.
Lebih lanjut dia juga mengingatkan bagaimana pemberian ASI berperan penting dalam membangun hubungan emosional ibu dan anak.
0 komentar: