MACCANEWS -- Tindak kekerasan terhadap anak hingga saat ini masih terus terjadi dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bahkan tindak kekerasan terjadi dalam lingkungan dimana anak beraktifitas dan pelakunya merupakan orang terdekat.
Psikologi Aisyah Kurniawati mengatakan, bahwa dampak paling parah dari kekerasan adalah dampak psikis. Diantaranya anak akan menjadi kurang percaya diri bahkan akan cenderung menjadi pembohong.
"Anak yang sering mengalami kekerasan akan menjadi pembohong bahkan cenderung kurang percaya diri," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa mendidik selama ini dengan alasan disiplin sehingga menggunakan kekerasan tidaklah benar.
Tapi yang sebenarnya adalah mendidik dengan ketegasan. Sementara itu Suci saptamarga sekretaris badan pemberdayaan perempuan dan KB sulsel, dalam pemaparannya mengatakan semua berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan anak selama mereka berada dilingkungan berinteraksi.
Sedang Relevansi kekerasan disulsel bahwa mulai dari 2013 anak laki-laki lebih tinggi potensi mengalami kekerasan dari anak perempuan. Pelaku kekerasan tertinggi oleh anak perempuan oleh pacarnya. Sedang pelaku kekerasan bagi anak laki-laki, merupakan teman.
Tempat tertinggi kekerasan terjadi dipasar dan sekolah. Demikian yg diungkapkan oleh Nur anti yang merupakan kabid perempuan dan anak sulsel.
Menurutnya faktor kekerasan pada anak karena masih adanya stigma budaya dimana kekerasan mendidik hal yang wajar.
Hal senada juga diungkapkan juga oleh budayawan prof alwi rahman yang menegaskan, bahwa patriarki budaya dalam mendidik dengan kekerasan dengan alasan disiplin masih banyak dianut oleh masyarakat yang ada didaerah bahkan termasuk oleh para pendidik itu sendiri.
"Orangtualah yang paling bertanggungjawab dalam mendidik anak tapi tidak dengan kekerasan dan dengan alasan apapun," tegasnya
Saat berbicara dalam diskusi cerdas mendidik anak dengan tema Mendidik Haruskah Dengan Kekerasan yang dilakukan olen Badan Pemberdayaan Perempuan Dan KB Sulsel Continent hotel Kamis 17 November 2016.
Diskusi ini selain menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan juga beberapa undangan para pemerhati dan praktisi anak. (Ur/Jn)
0 komentar: