MACCANEWS -- Syarifuddin, warga Dusun Palisi, Desa Tellupoccoe, Kecamatan Marusu, Maros, Sulawesi Selatan, mengeluhkan kinerja Kepala Desanya, Muh. Saleh yang jarang masuk kantor.
Pasalnya, warga yang ingin menemui Muh. Saleh di kantor desa tidak pernah berhasil. Kantor tersebut justru tertutup.
Padahal warga ingin mengadukan rendahnya daya listrik yang berakibat pada rusaknya barang elektronik dan kabel yang hanya berjarak 1,5 meter dari permukaan tanah, berbahaya bagi kesalamatan warga. Senin (31/10/2016).
"Kepala Desa tidak pernah kami temui di kantornya. Jika kami ke sana, pasti kantor desa tertutup. Padahal, dua tahun kami menderita tegangan listrik yang rendah dan mengakibatkan kerusakan elektronik," ujarnya.
Selain di kantor desa, warga juga kesusahan untuk menemui Muh Saleh di rumahnya. Saleh kerap tidak masuk kerja dan meninggalkan rumahnya untuk nongkrong di salah satu warkop di kota Maros.
Hal ini membuat warga sekitar tidak tahu mau mengadu kemana. Warga terpaksa pasrah menerima kondisi kelistrikan, meski elektroniknya rusak.
"Tidak ada gunanya kepala desa kami. Bayangkan, kalau di rumahnya saja susah ditemui. Saya pernah lihat nongkrong di warkop sekitar kantor bupati Maros. Makanya warga disini, terkendala jika ingin mengurus sesuatu dan berkaitan dengan kepala desa," katanya.
Syarifuddin juga mengaku heran dengan Saleh. Saat menjadi kepada desa pada periode pertamanya, delapan tahun lalu, Saleh tidak memiliki kendaraan termasuk motor.
Namun, setelah menjabat beberapa tahun, Kades dua periode tersebut sudah memiliki tiga mobil dan beberapa rumah batu bertingkat.
"Kami juga heran, disaat warga kesusahan, Pak Desa ini justru membeli tiga mobil dan rumah mewah. Seharusnya, dia sebagai utusan warga, Kades harus mengutamakan kepentingan warga," ujarnya. (Aam/jn)
0 komentar: