![]() |
Aksi protes warga desa kecamatan Maiwa menolak proyek bendungan Boiya yang akan menenggelamkan desanya |
MACCANEWS -- Puluhan dump truk membawa warga 3 desa asal kecamatan Maiwa unjuk rasa mendatangi pemkab dan gedung DPRD menolak rencana pembangunan bendungan di wilayahnya. Dalam aksi penolakanya di kantor bupati Enrekang dikawal aparat dan satpol PP berlangsung tanpa anarkis. Massa bentangkan spanduk dan poster berisi sikap menentang proyek pusat senilai 1,2 Trilyun melalui Balai besar wilayah sungai Pompengan Sulsel.
Aspirasi lewat surat penolakan, disampaikan pendemo pada pemkab Enrekang mengaku resah 3 desa yaitu Tempe-tempe (Tapong), desa Tuncung dan desa Bolli hunian. warga masuk areal genangan rencana tidak tersosialisasikan rinci.
"terlebih feasibility study kawasan desa terdampak tenggelam prosesnya tidak minta masukan masyarakat intinya warga menolak", kata korlap Riyan Rivaldi (29/8/2016).
Salah seorang pendemo H. Basa didepan pejabat pemkab Enrekang agak berbeda orasinya mewarnai suasana audiens menjadi tegang. "kalo saya selaku tokoh desa tidak keberatan pembangunan bendungan itu tapi perlu dilakukan langkah warga tidak dirugikan", ujar H. Basa kontan diprotes sesama pendemo.
Pendemo saat diterima sekda Chairul Latanro mewakili bupati Enrekang, asisten I Kasmin Karumpa, asisten II Mustakim SM dan camat Maiwa H Burhanuddin.
Sikap sekda Enrekang sangat tegas turut tolak rencana pembangunan bendungan. "dari pernyataan surat saudara rencana bendungan Boiya akan menenggelamkan desa di Maiwa jika itu terlaksana. jika ilayah itu akan tinggal MA sementara IWA akan kehilangan", dukung Chairul Latanro sambil memperlihatkan surat aspirasi para pendemo. (R7/jn)
0 komentar: