![]() |
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Parepare, H. Amran Ambar |
MACCANEWS -- Sekitar 37.000 warga Parepare terancam kehilangan hak sebagai penduduk menyusul semakin dekatnya batas akhir waktu kegiatan perekeman KTP elektronik Septrember mendatang.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Parepare, H. Amran Ambar, mengatakan, sesuai surat Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Ditjen Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, batas akhir kegiatan perekaman KTP elektronik adalah tanggal 30 September 2016.
Bagi warga Parepare yang tak melakukan perekaman hingga batas waktu tersebut, akan kehilangan kesempatan memiliki KTP elektronik sekaligus kehilangan hak sebagai warga negara.
Mereka juga akan kesulitan mendapatkan layanan public pemerintah, layanan perbankan, serta seluruh layanan yang berbasis pada Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan KTP elektronik.
Amran minta agar masyarakat wajib KTP segera menggunakan kesempatan yang tersedia. Apalagi, tambahnya, kegiatan perekaman tidak dipungut biaya.
"Gratis, tidak ada biaya sesenpun, serta tak akan dipersulit. Tak perlu pengantar dari kelurahan atau RT/RW. Cukup tunjukkan copy Kartu Keluarga," terang Amran Ambar, Jumat, (26/8/2016).
Ia menjelaskan, wajib KTP elektronik di Kota Parepare berjumlah 126.014 jiwa. Dari data tersebut, warga yang telah melakukan perekaman hingga hari ini baru sekitar 88.560 jiwa. Masih ada 37.454 jiwa yang belum melakukan kegiatan perekaman.
Amran minta masyarakat tidak menganggap sepele masalah ini karena sanksinya cukup berat. Sesuai arahan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, mereka yang tak melakukan perekmanan hingga batas akhir, data kependudukannya akan dinonaktifkan.
Ia juga menjelaskan, sesuai Perpres Nomor 112 Tahun 2013, seluruh KTP lama atau tidak berbasis pada data elektronik tidak lagi berlaku per Januari 2016. Dengan demikian, mereka yang tak memiliki KTP elektronik akan mengalami banyak problema.
"Intinya jangan repotkan diri. Sekali lagi, mari gunakan kesempatan yang ada dan jangan anggap masalah ini sebagai persoalan sepele," tegasnya.
Kepala Bidang Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Parepare, Rasdi Gery, menjelaskan, setiap hari pihaknya berhasil melakukan kegiatan perekaman sekitar 87 orang. Jumlah ini dinilai masih sedikit dibanding jumlah warga yang belum melakukan perekmanan.
Karena itu, mulai Senin pekan ini, kata dia, pihaknya telah membuka layanan kegiatan perekaman hingga malam hari. Tak hanya itu, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Parepare juga membuka layanan pada hari Sabtu dan Minggu hingga pukul 13.00 Wita.
Kendala yang dihadapi, ujar Rasdi, sebagian masyararat menganggap persoalan KTP elektronik sebagai sesuatu yang tidak penting.
"Kita sudah sampaikan informasi ini di seluruh masjid dan tempat ibadah lain di Kota Parepare untuk menjadi perhatian," katanya.(R4/Jn)
0 komentar: