![]() |
Syahrul Yasin Limpo |
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, meminta agar perbankan mengucurkan dana minimal Rp 1 miliar untuk pengembangan koperasi. Bahkan, pemerintah siap menjadi jaminan atas kredit tersebut.
"Kita naikkan status koperasi di 24 kabupaten dan kota, dimana mereka bisa mengolah dana Rp 1 miliar. Panggil banknya, seleksi itu. Tugas kita, yakinkan bank agar mau kucurkan minimal Rp 1 miliar per koperasi," kata Syahrul, saat menerima pengurus Dewan Koperasi Pimpinan Wilayah (Dekopimwil) Sulsel, di Kantor Gubernur, Senin (20/6).
Ia yakin, koperasi bisa melawan keberadaan minimarket. Selama ini, koperasi hanya terkendala modal dan manajemen yang kurang bagus. "Koperasi bisa jadi pusat grosir dan pusat distribusi. Kalian pasti tahu apa syaratnya. Kenapa bukan koperasi yang lawan itu minimarket? Karena modalnya tidak ada, manajemennya tidak bagus," terangnya.
Menurut Syahrul, tugas pemerintah adalah menyiapkan software dan hardware. Karena itu, harus ada pendekatan yang dibicarakan ke depan.
"Buatkan rapat khusus, bagaimana pemerintah memback up ini. Cukup satu atau dua hari saja. Ada temporary agenda yang bisa langsung membangkitkan koperasi ini. Koperasi harus bisa ekspor, ini agenda permanennya," ujarnya.
Sementara, Ketua Dekopimwil Sulsel, Rachman Khalid, mengatakan, Hari Jadi Koperasi ke-69 Tingkat Provinsi akan dipusatkan di Kabupaten Takalar. Rencananya kegiatan tersebut dilaksanakan September, tetapi Gubernur meminta dimajukan pada awal Agustus.
"Setiap kabupaten dan kota kita akan ciptakan minimal satu koperasi inti, kriterianya sisi aset di atas Rp 3 miliar dan omset di atas Rp 1 miliar. Koperasi inti ini menjadi contoh bagi koperasi di sekitarnya agar bisa juga berkembang. Minimal satu kecamatan, ada satu koperasi unggul dengan kriteria asetnya Rp 1 miliar, dan omset Rp 500 juta per tahun. Itu cikal bakal untuk menjadi koperasi inti," jelasnya.
Rachman mengungkapkan, pihaknya juga akan mengembangkan kopmart agar bisa menjadi pengendali harga sembilan bahan pokok. Dekopimwil Sulsel akan mengupayakan MoU dengan perbankan dan pihak grosir untuk membangun kopmart ini.
"Kami juga akan membangun perguruan tinggi berbasis koperasi dalam bentuk institut. Mencontoh yang ada di Bandung. Tahap awal, kita akan lakukan kerja sama dengan yang di Bandung. Kami sudah melakukan pertemuan di sana, dan mereka bersedia untuk membangun Kampus II Bandung di sini. Kami harap bisa jalan tahun ini, tapi kami masih sementara cari tempat," paparnya.
Ia menambahkan, saat ini ada 6 ribu koperasi yang aktif, dan 2 ribu yang tidak aktif. Ada dua opsi yang bisa dilakukan, dibekukan atau dihidupkan kembali.
"Koperasi di pedesaan itu masih bisa dihidupkan, yang dibekukan memang karena tidak ada aktifitas," tegasnya. (R1/om)
0 komentar: