SIDRAP -- Hubungan kerja Bupati Sidrap, Rusdi Masse dengan
Wakil Bupati Sidrap, Dollah Mando, saat ini ramai dibicarakan dikalangan
masyarakat Sidrap kalau keduanya sudah mulai tidak harmonis lagi yang
disebabkan berbagai faktor yang prinsipil.
Walaupun
hubungan kerja keduanya sudah terbangun sejam kurang lebih 8 tahun lalu
sebagai paket Bupati dan Wabup Sidrap untuk dua priode, namun akhirnya
memunculkan keretakan akibat Wabup Dollah Mando dinilai tidak lagi fokus
pada tugas-tugasnya sejak beberapa bulan terakhir ini.
Wabup
dinilai sejumlah pihak didaerah ini lebih cenderung melakukan manuver-
manuver politik untuk memuluskan ambisinya menjadi Bupati Sidrap pada
pemilihan bupati (Pilbup) Sidrap priode 2018 yang akan datang.
Konon,
sikap politik inilah yang memicu kekecewaan Rusdi Masse yang selama ini
komitmen untuk membangun Sidrap yang lebih baik hingga akhir periode
bersama Dollah Mando.
Beberapa orang dekat
Rusdi Masse (RMS) yang ditemui secara terpisah disejumlah tempat
didaerah ini, ikut membenarkan isu keretakan hubungan keduanya.
Penyebabnya, manuver politik yang gencar dilakukan wabup, Dollah Mando
dinilai terlalu dini sehingga membuat RMS merasa 'dikhianati'.
"Ada
beberapa point yang menjadi alasan RMS sangat kecewa dengan sikap
wakilnya itu. Itulah yang mungkin kemudian memicu kurang harmonisnya
hubungan keduanya,"ujar Ketua LSM Komite Masyarakat Pemantau Legislatif
dan Eksekutif (Kompleks), Putra Mahliah, Selasa kemarin.
Menurutnya,
Bupati Rusdi Masse pasti sangat kecewa lantaran Wakil Bupati, Dollah
Mando sudah melakukan komunikasi politik dengan beberapa pihak, termasuk
sudah mencari figur pendamping di Pilkada 2018, sementara masa
jabatannya sebagai wabup mendampingi Rusdi Masse yang masih tersisa
kurang lebih 2,5 tahun lagi.
Menurut sumber
lain, Dollah dalam menjalankan misi politiknya, tidak jarang menggunakan
seluruh fasilitas pemerintah untuk keperluan politiknya dalam
menghadapi Pilbup Sidrap yang akan datang.
"Ini
merupakan bentuk 'pengkhianatan' amanah. Sikap politik yang ambisius
dan terlalu dini. Toh, RMS tidak lagi mencalonkan diri. Kenapa harus
terburu-buru dan melalaikan tugas sebagai wabup. Seharusnya, Dollah
Mando 'berguru' kepada Agus Arifin Nu'mang soal 'Mappattabe'," tegas
salah seorang kerabat RMS itu.
Tal hanya itu,
Rusdi Masse juga disebut sangat kecewa karena selama ini, ia selalu
menjaga hubungan baik dengan wakilnya hingga dikenal sebagai salah satu
bupati-wakil bupati terharmonis.
"Beliau tidak
menyangka kalau Dollah Mando sudah terlalu jauh melakukan manuver
politik. Padahal, kalau di hadapan RMS, Dollah selalu berdalih, dia
belum berpikir di pilkada, sehingga alasan itulah yang membuat beliau
sangat kecewa," ujar sumber tersebut.
Yang
lebih parahnya lagi, Dollah Mando disebut-sebut sudah melakukan
upaya-upaya perlawanan dengan menggalang dukungan di DPRD dan partai
politik untuk 'menggagalkan' APBD perubahan untuk 'melawan' RMS.
"Terus
terang, Bupati sangat kecewa. Di saat beliau dan jajarannya tengah
fokus membangun daerah di akhir masa jabatannya, Wabupnya melakukan
'gerakan' yang akibatnya bisa berimbas pada terganggunya pemerintahan
yang sementara berjalan," tandasnya.
Terpisah,
salah satu partai pengusung pasangan bertagline RIDHO Jilid II pilkada
Sidrap, angkat bicara soal isu keretakan hubungan keduanya. Ketua DPC
PBB Sidrap, Muchlis Mustafa mengaku sangat menyayangkan hal itu.
Menurutnya,
seharusnya masalah ketidak harmonisan itu tidak terjadi hingga akhir
periode keduanya memimpin Sidrap. "Sebagai partai pengusung, tugas kita
sebenarnya bagaimana mengawal program-program pemerintahan agar berjalan
dengan lancar hingga akhir periode," katanya.
"Sekali
lagi, Pilkada itu hak individu setiap orang, namun yang harus
dipikirkan, apalagi jika kita terlibat langsung dalam roda pemerintahan
adalah, bagaiman mengawal dan menjalankan pemerintahan ini sampai akhir
periode. Pilkada itu ada waktunya dan belum waktunya," tandasnya.
(cmg/mar)
0 komentar: