Camat Bontoala Arman Nurdin, memfasilitasi pertemuan antar warga dari dua kelurahan yaitu, Kelurahan Baraya dengan Kelurahan Bunga Eja. Dua wilayah itu sering terlibat pertikaian.
Pertemuan itu menghadirkan Kapolsek, Danramil, Tripika Kecamatan Bontoala, lurah, tokoh masyarakat dan warga Kelurahan Baraya. Pertemuan berlangsung di aula rapat lantai 3 kantor Kecamatan Bontoala, Senin (17/1/2022).
Camat Bontoala Arman Nurdin mengatakan, pertemuan ini dilakukan berdasarkan inisiatif warga untuk menyamakan persepsi serta mencari solusi terhadap perang kelompok yang kerap terjadi di wilayah Baraya,
“Kapolrestabes Makassar menghubungi kami beberapa hari lalu agar memfasilitasi warga mengadakan pertemuan untuk menyatukan pandangan menyangkut apa-apa yang terjadi di wilayah,” kata Arman.
Sekarang ini kata Arman, persepsi masyarakat jika bicara Baraya, maka menganggap negatif berupa rawan terjadi perang kelompok antar warga. Hal tersebut menjadi ‘PR’ untuk diubah menjadi citra baik di masyarakat umumnya.
“Kami ingin megubah persepsi masyarakat terhadap Baraya yang dianggap seram. Saya berharap pertemuan ini untuk menjalin silaturahmi,” sambungnya.
Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mencegah pertikaian berlarut ini, Arman menyarankan warga baraya melakukan hal hal positif yang lebih bermanfaat.
“Daripada melakukan pelanggaran hukum lebih baik melakukan hal yang bermanfaat yang bisa memberikan kesejahteraan untuk kehidupan kita,” lanjutnya.
Sejalan hal itu, salah seorang warga baraya yang hadir, Fitri menyambut baik saran dari Camat Bontoala. Dirinya berharap pemerintah bisa menciptakan kegiatan sebagai wadah bagi remaja Baraya untuk menyalurkan kreatifitas.
“Lebih baik pemerintah bikinkan kegiatan positif seperti perbengkelan, percetakan atau kegiatan lain yang sesuai. Saya rasa itu salah satu solusi supaya mereka tidak perang perang lagi.” ucapnya.
Sekedar diketahui perang kelompok lintas kecamatan ini sudah terjadi sejak tahun 90 an, segala upaya tentunya telah diusahakan oleh pihak pemerintah, kepolisian, TNI dan tokoh masyarakat setempat. Namun upaya tersebut belum membuahkan kedamaian antar dua wilayah yang masih terikat rumpun persaudaraan dan keluarga. (*)
0 komentar: