MACCANEWS - BULo (Badan Usaha Lorong) sebagai salah satu program andalan Pemerintah Kota Makassar di bawah komando Moh. Ramdhan Pomanto terbukti mampu membenahi lingkungan sekaligus membangun perspektif masyarakat dalam wawasan lingkungan.
Melalui BULo pula, lorong yang telah tertata dan hijau diakselerasi fungsi dan perannya menjadi kebun minimalis yang ditanami tanaman komoditas produktif yang bernilai ekonomis. Pada tahun 2017 difokuskan pada cabai dan pada tahun ini bawang merah siap meramaikan.
Meski demikian penyempurnaan terus berupaya dilakukan, termasuk untuk bawang merah yang tantangannya lebih besar. Di mana perlakuan khusus dan lokasi khusus secara teknis sangat diperlukan.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Makassar, Sri Sulsilawati usai rapat koordinasi penyusunan program strategis 2018 dan laporan hasil BULo 2017 bersama belasan SKPD lingkup Kota Makassar di ruangannya, Senin (15/1/2017).
“Penanaman cabai secara besar melalui BULo terbukti berhasil, bahkan inflasi harga cabai dapat dikendalikan. Tapi perlu lagi penyempurnaan, meski pun kita telah melakukan pendampingan di lapangan,” ungkap Sri Sulsilawati.
Dia mengaku ke depannya tantangan BULo semakin besar, yakni penambahan bawang merah dalam program ini. Sri Sulsilawati mengatakan bawang merah memiliki penanganan khusus, oleh karenanya dibutuhkan kriteria teknis di lapangan.
“Bawang merah itu minimal terpapar cahaya matahari sekitar 6 sampai 8 jam sehari, makanya kita siapkan kriteria teknis untuk lokasi bawang merah. Mungkin untuk sekarang belum bisa karena masih tinggi curah hujan, kemungkinan sekitar bulan Mei,” kata Sri Sulsilawati.
Oleh karenanya, Sri Sulsilawati berharap untuk menyukseskan BULo 2018 seluruh stakeholder terkait dalam mengusulkan lokasi harus memperhatikan persyaratan teknis dan administrasi.
“Harus ada masyarakat siap berpartisipasi, kemudian lebar lorong, posisi lorong terhadap paparan sinar matahari. Hal-hal ini mungkin yang paling utama diperhatikan,” ujarnya
0 komentar: