MACCANews --- Setiap kali pengunjung datang ke lokasi tanaman bonsai Festival F8, seringkali pemilik bonsai ditanyakan berapa harga satu bonsai. “Sulit bagi kami menilai harganya,” kata Ruslan, Ketua Perhimpunan Penggemar Bonsai Indonesia Kota Makassar, Minggu 10 September 2017.
Penggemar bonsai Kota Makassar menampilkan 10 jenis bonsai terbaik kepada ribuan pengunjung yang hadir di Festival 8. Beberapa yang dipajang adalah jenis santigi, asam, sarimbun, pinus, kumus, dan cemara.
Kurator memajang semua bonsai dalam taman cantik bertuliskan huruf 8. “Tidak boleh disentuh,” kata Ruslan.
Dia mengatakan, penggemar bonsai jarang sekali mau menjual tanaman. Karena untuk mendapatkan satu bonsai dibutuhkan waktu lama dan biaya besar. “Minimal sepuluh tahun,” kata Ruslan.
Selama itu, penggemar bonsai ditantang untuk selalu tekun, perhatian tinggi kepada tanaman, menyiram, dan memberi pupuk. “Ini yang sulit dinilai. Sehingga jarang mematok harga,” kata Ruslan.
Bonsai, bagi Ruslan, adalah seni dan obat. Seni memelihara dan merangkai tanaman agar terlihat indah. “Obat karena menghilangkan lelah setelah sibuk dari bermacam pekerjaan. Penyembuh fisik dan batin,” katanya.
Bagi penggemar seni dan pecinta tanaman yang menghargai semua proses dan manfaat ini, mereka tidak akan takut membeli satu pohon sampai ratusan juta rupiah. “Bahkan ada yang rela mengejar tanaman sampai ke luar negeri. Saking cintanya kepada bonsai,” kata Ruslan.
Ruslan yang juga Ketua Partai Perindo Makassar menekuni seni bonsai sejak tahun 2005. Baginya, tidak sulit mendapatkan bibit atau bakalan tanaman untuk dijadikan bonsai. Karena Sulawesi Selatan punya banyak jenis tanaman endemik bagus untuk bonsai. “Paling banyak di Kepulauan Selayar,” kata Ruslan.
Tanaman asal Selayar yang bagus dibuat bonsai adalah jenis Santigi. Tumbuh di tebing-tebing dan di atas karang. Setiap hari dihantam ombak, angin kencang, dan terpapar matahari. “Batangnya kelihatan kering dan mati, tapi ada daun yang tumbuh,” kata Ruslan.
Karena tumbuh di lingkungan ekstrim. Tanaman di tebing-tebing kepulauan Selayar punya bentuk yang unik dan indah dipandang mata. “Ini yang kita pelihara dan kembangkan di dalam pot,” kata Ruslan.
Bonsai adalah seni tanpa akhir. Satu tanaman setiap waktu bisa diubah tampilannya. Caranya dengan memangkas ranting dan pucuk daun. “Setiap perkembangannya selalu memunculkan tampilan baru. Dengan kesan yang berbeda,” kata Ruslan.
Seperti manusia dan hewan, tanaman bonsai juga bisa stres. Bonsai akan stres jika pemiliknya terlambat melakukan penyiraman. Sehari minimal dua kali. Karena wadahnya untuk tumbuh sempit. “Maka sumber air yang diharapkan paling banyak dari bantuan siraman,”
Untuk memelihara bonsai, tempat yang dipilih juga harus selalu terpapar matahari sejak pagi hingga sore. Karena semua bagian tanaman harus mendapatkan cahaya matahari. “Tanah dan pupuk juga harus selalu diperhatikan. Pasir dan pot harus selalu dibersihkan agar tetap terlihat cantik,” kata Ruslan.
Secara ekonomi, bonsai bisa menjadi peluang bisnis warga Makassar yang tinggal di lorong-lorong. Jika ingin belajar dan mengetahui cara membuat bonsai, Ruslan mengajak bergabung ke komunitas The Culture Art di Kawasan Bontang Perumahan Tanjung Bunga. “Di sana selalu ada pertemuan membahas bonsai. Kadang ada juga yang bagi-bagi bibit tanaman gratis,” kata Ruslan.
0 komentar: