MACCANEWS -- Persatuan dan kedamaian menjadi dua kata kunci dalam diskusi pesan damai untuk negeri, yang diselengarakan oleh Group WA Accarita di Warkop Kerabat, Jalan Perumnas Antang Makassar, Sabtu (11/11/2016).
Diskusi ini menghadirkan akademisi dan tokoh pemuda membahas isu kebangsaan dengan tema Persatuan Harga Mati.
Prof. DR.Amran Razak menyampaikan bahwa, masyarakat harus memiliki pemahaman tentang kemajemukan, dalam upaya menjaga keutuhan dan perdamaian bangsa Indonesia.
“Bangsa kita majemuk, oleh karena itu kita harus saling menghormati, masyarakat juga harus memiliki pemahaman kemajemukan,” Ungkap Guru Besar Unhas tersebut.
Senada dengan hal itu Arqam Azikin, analis politik dan hankam, yang lebih spesifik membahas isu pasca demo 4 November lalu, menyampaikan bahwa pemerintah harus mengambil langkah strategis untuk menangani permasalahan yang sensitif ini.
“Kenapa Presiden Joko Widodo tidak memanggil dan mempertemukan Ahok dan tokoh agama yang aksi kemarin,” Tandas Arqam.
Lebih lanjut Arqam menambahkan bahwa untuk meredakan eskalasi dan potensi konflik, maka semua pihak harus bersama-sama menyadari pentingnya persatuan Bangsa.
“Tidak mungkin persatuan dan kedamaian akan terjadi kalau tidak ada yang menurunkan ego dan yang terakhir, pemikiran intelektual harus mendamaikan persepsi yang berkembang,” terangnya.
Sementara itu, Kata pengamat sosial DR. Azwar Hasan, isu pasca 4 November tidak akan berkepanjangan dan akan segera tercapai persatuan, jika pemerintah memenuhi beberapa unsur.
“Hal ini tak berpotensi berkepanjangan jika ada jaminan rasa keadilan hukum, adanya jaminan keamanan dan perlindungan negara kepada masyarakat, keseriusan pemerintah dalam mengurus hak-hak dasar kehidupan sosial masyarakat,” tuturnya.
Selain itu, Azwar Hasan menutrukan peran media dan masyarakat juga memegang peranan untuk meredakan isu ini agar keutuhan bangsa tetap terjaga.
“Sejauh mana media kita Independen dan objektif dan sejauh mana tokoh masyarakat dan agama bahu membahu menenangkan masyarakat,” imbuhnya.
Adapun pembicara lainnya, Ketua KNPI Sulsel Mizar Roem mengatakan pemuda bertanggung jawab menjaga keutuhan NKRI. Acara ini dihadiri unsur mahasiswa, tokoh parpol, pemuda, yang dipandu oleh moderator, Yessi Yoana.
Ar Sony, pelaksana kegiatan dialog menyampaikan tujuan dialog ini adalah selain untuk memperat tali silaturahmi member group, juga membincangkan isu-isu kebangsaan yang sedang hangat.
“Belakangan ini wacana intoleransi, politasasi isu- isu Ras dan Agama mengejala di bawah,” ungkap Ar Sony.
Lebih lanjut ia mengemukakan pendapatnya terkait bagaimana seharusnya sikap kita sebagai warga negara dalam menyikapi isu-isu tersebut.
“Sebaiknya kita kembali pada standar konsitusi kita, yang lebih mengedepankan persatuan bangsa dan kedamaian,” tutupnya. (Ur/Jn)
0 komentar: