MACCANEWS -- Biasanya bambu hanya dijadikan pagar ataupun tiang penyangga pengecoran bangunan gedung ataupun perumahan, setelah itu dibuang atau dibakar. Namun melalui tangan kreatif Anak Wanua Ogi (AWO) dari Dusun Baera Desa Kamiri Kabupaten Barru, mampu menyulap limbah bambu menjadi barang bernilai jual tinggi.
Mereka memanfaatkan limbah bambu di sekitarnya untuk membuat berbagai macam kerajinan seperti miniatur kapal layar, Becak, Sepeda, gantungan kunci dan sebagainya. Hasil kerajinan itu utamanya sebagai souvenir, hiasan rumah dan perkantoran.
"Semua karya kami dari bambu, hampir 90% memanfaatkan limbah bambu yang sudah tidak terpakai," ujar Ansarman Ketua AWO tersebut.
Dia menjelaskan untuk pembuatan miniatur kapal layar seperti Kapal Phinisi butuh waktu selama 2 hingga tiga hari tergantung ukuran dan tingkat kerumitan. Sedangkan untuk pembuatan miniatur Becak maupun Sepeda hanya butuh satu hari.
Proses pembuatan miniatur kapal, kata Anzarman, diawali dari menyiapkan bahan bambu yang sudah tua. Selanjutnya dipotong sesuai ukuran kemudian membuat polah dasarnya atau kerangkanya. Sementara untuk badan (body) kapal dan layarnya dengan menggunakan bahan bambu yang sudah di belah dengan tipis-tipis.
"Tingkat kerumitannya ada pada bodynya ini biasanya membutuhkan waktu lama untuk sebuah body saja. Sementara untuk perekatnya kami gunakan lem korea dan lem kayu. Agar lebih mengkilap, miniatur kapal ini disemprot dengan cat pernis," kata Ansarman yang juga sebagai ketua Karangtaruna Desa Kamiri didampingi teman temannya yang ingin terus berinovasi mengembangkan produk kerajinan itu.
Namun sayangnya kata Ansarman, produk kreatifnya itu masih memiliki sejumlah tantangan yang dihadapi yakni belum adanya dukungan dari pemerintah setempat, sulitnya akses modal dari perbankan, serta belum adanya akses pasar yang memadai. "Kendala kita masih kekurangan modal serta akses pemasaran," Ungkapnya. (ur/nr)
0 komentar: