MACCANEWS, Bantaeng -- PT. Marsa Maiwa Lestari merasa kecewa apa yang menjadi hasil pengumuman lelang pekerjaan Tambat Labu di pantai seruni beberapa bulan lalu dengan nilai anggaran sebesar Rp. 6.620.000.000,- bersumber dari APBD 2016 yang nota benenya akan di lelang ulang.
“Kami kecewa atas keputusan ULP yang menggagalkan lelang dengan dasar alasan yang tidak masuk akal," cetus Kamaluddin Eppe.
Kamaluddin Eppe bergeming, kalau paket pelelangan pekerjaan tambat labu yang dinyatakan akan dilelang ulang oleh pihak Unit Layanan Pengadaan (ULP) terhadap ketiga kontraktor tersebut, dan apa menjadi alasan sehingga pelelangan dinyatakan gugur.
Pemilik PT. Marsa Maiwa Lestari menganggap sangat tidak rasional kalau dari sisi hasil evaluasi personel yang di tawarkan tidak sesuai dengan yang di persyaratan dalam dokumen dan menjadi lelang kembali diulangi.
"Dalam persyaratan dokumen lelang memiliki SKA ahli struktur bangunan, sedangkan yang di tawarkan adalah SKA ahli teknik bangunan gedung sehinggah di anggab lelang ulang," ungkap Kamaluddin Eppe.
Sementara Amsir ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Bantaeng juga menilai bahwa pada paket pekerjaan pembangunan tambat labu di pantai seruni terjadi indikasi KKN atau persekongkolan antara Dinas Perikanan dan Kelautan dengan ULP untuk mengatur calon pemenang lelang.
"Sedangkan hasil klarifikasi dari Ibu Sari Kepala Bagian ULP menyangkal, adanya upaya lelang ulang bukan persoalan karena SKA ahli struktur bangunan, lantas yang di tawarkan adalah SKA ahli teknik bangunan gedung, ini disebabkan Karena pemerintah Kabupaten Bantaeng tidak obyektif dalam soal lelang proyek maka kami dari Asosiasi pengusaha Indonesia (Apindo) akan menggelar aksi dalam Minggu ini," tegas Amsir.
"Yang menjadi penyebab akan di lelang ulang ada beberapa poin yang tidak sesuai persyaratan dokumen lelang, Seperti halnya PT. Marsa Maiwa Lestari ingin mengurangi Volume yang sudah di verifikasi oleh konsultan pembangunan, sehingga kami tidak persoalkan SKA nya yang kami persoalkan karena ingin mengurangi volume", tandas Ibu Sari. (R19/jn)
0 komentar: