MACCANEWS - GMNI Makassar secara organisasional menyatakan sikap bergabung dengan gerakan "Solidaritas Untuk Seko" di Titik Aksi Jembatan Layang (Fly Over) Jl. Urip Sumoharjo, Kota Makassar (08/04/17).
Dalam orasi Ketua GMNI Makassar, Hikmawan Pasalo menyatakan "Secara Organisasional kami menyatakan sikap bergabung dalam barisan Solidaritas Untuk Seko. Sikap ini adalah panggilan Budi Nurani kami terhadap kesewenang-wenangan, ketidak adilan dan segala bentuk penindasan terhadap Rakyat kecil"
Hikmawan mengatakan secara nasional perlawanan atas perampasan hak atas tanah dan sumber penhidupan ini seharusnya menjadi concern pemerintah pusat sampai ke daerah.
"Kalau di Jawa Barat ada perlawanan petani-buruh tani kendeng, di Sulawesi Selatan ada perlawanan petani-buruh tani sekaligus Masyarakat Adat Seko dan Warga Bara-Baraya Kota Makassar. Kami memperingatkan kepada penyelenggara negara dari pusat sampai ke daerah Untuk Menjalankan Trisakti dan Reforma Agraria yang keberpihakannya terhadap Rakyat dengan serius" imbuhnya.
Puluhan Anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Makassar melebur bersama puluhan Pemuda, Mahasiswa, dan masyarakat dalam barisan Aksi Solidaritas Untuk Seko. Secara keseluruhan ada 16 organisasi yang masuk dalam solidaritasi.
Diantaranya SP. Anging Mammiri, LAPAR Sul-Sel, WALHI, Kontras Sulawesi, LBH Makassar, PP MAN, PEMILAR, KOMUNAL, Jaringan Gusdurian Makassar, PMII UIN Makassar, Pembebasan, HPMS, LPM UNIFA, IPMIL, KPA Sul-Sel, GMNI Makassar.
Hadir juga dalam aksi ini Masyarakat Bara-baraya Jl. Abu Bakar Lambogo yang sementara ini juga sedang berjuang mempertahankan hak atas tanah mereka oleh penggusuran asrama TNI Kodam Wirabuana Makassar.
Seperti yang diketahui sampai saat ini 13 Orang Petani di Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan di Kriminalisasi Oleh Pihak Korporasi PT. Seko Power Prima karena melakukan penolakan terhadap perusahaan tersebut
Aksi solidaritas kali ini juga menampilkan gelaran teatrikal yang menggambarkan perlakuan sewenang-wenang oleh penegak hukum, represifitas aparat militer, ketidak pedulian pemerintah setempat sebagai penyelenggara negara dan pemegang mandat rakyat. Aksi ini berjalan aman, hingga barisan massa aksi membubarkan diri.
0 komentar: