MACCANews ---- Efek politik kejut pasca keterpilihan Indira Mulyasari oleh petahana Danny Pomanto sebagai wakil di Pilwalkot Makassar, terus mengalir mencari titik akhir.
Selain menciptakan dinamika sesama kader Nasdem, kalkulasi tentang siapa akhirnya mengendarai Partai besutan Surya Paloh tersebut menjadi hal yang cukup dinantikan publik.
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Hasanuddin, Aswar Hasan, mengemukakan, dengan dipilihnya Indira itu ada dua keuntungan langsung yang bisa diraih DP."Pertama petahana mendapatkan kadernya sekaligus mendapatkan partainya (Nasdem)," kata
Terlihat, strategi efek kejut itu cukup merepotkan DPC Nasdem Makassar, baik dalam hal pencalonan Andi Rahmatika Dewi (Cicu) sebagai wali kota, maupun munculnya pilihan
Belum lagi kemunculan figur Indira ini dinilai makin memantapkan posisi politik petahana untuk menjungkalkan kandidat penantang di Pilkada tahun depan. Sebab, Indira mampu menjadi penyeimbang konsentrasi pemilih Nasdem di Makassar akan terbelah.
Kejelian, kematangan dan kecerdasan DP terbaca pada keputusannya untuk memilih pasangan yang akan berpaket dengannya sebagai calon wakil walikota yakni Indira Mulyasari Paramastuti, politisi muda perempuan dari partai Nasdem yang juga adalah Wakil Ketua DPRD Kota Makassar. Menurut hemat saya, pilihan ini merupakan keputusan cerdas, strategis dan secara politik memiliki efek ‘pukul’ terhadap kompetitor politiknya.
Beberapa narasi yang bisa dieksplorasi terkait dengan pilihan DP tersebut; Pertama, Kalaulah figur Indira fix menjadi pendamping DP, tentu ini memberikan shock effeck atau wow effeck dalam atmosfir pilwakot makassar, betapa tidak, keterpilihan Indira memberikan kesan ‘mendadak’ dan diluar dari radar publik, nama Indira ‘terbenam’ oleh dominasi Cicu yang kebetulan mereka separtai dan dinilai menjadi representasi Nasdem, terlebih rekomendasi Nasdem sudah mengerucut ke nama Cicu. Psikologi shock effeck ini mesti dimanage ritmenya karena akan mendorong penguatan popularitas dan elektabilitas paket DP-Indira.
Kedua, munculnya nama Indira memangkas spekulasi yang berkembang selama ini soal siapa pendamping DP, sekaligus ‘mengacaukan’ konstalasi dan kanalisasi politik yang sedang dibangun oleh pihak kompetitor. Koalisi Golkar-Nasdem yang kandidatnya mengerucut kepada Appi-Cicu. Maknanya, paling tidak dengan menggandeng kader Nasdem, konsentrasi pemilih Nasdem di makassar akan terbelah dan benefit lainnya, isu dan strategi berbasis gender tak sepenuhnya bisa dimainkan oleh pihak Appi-Cicu karena DP-Indira juga menegaskan keseimbangan gender.
Strategi kampanye dengan orientasi merebut pemilih pemula dengan pendekatan millineal akan berjalan seimbang dengan mengandalkan figur Cicu maupun Indira karena keduanya sama-sama fotogenik dan perempuan aktifis. Ketiga, pertimbangan elektoral, DP jeli memilih Indira karena sebagai anggota bahkan Wakil Ketua DPRD, Indira memiliki basis elektoral yang terukur dan jelas, sehingga sembari mempertahankan basisnya juga bekerja memperluas area elektoralnya, dengan demikian memberikan supporting kuat untuk memenangkan pertarungan pilwakot. Keempat, DP ingin menegaskan respeknya kepada kaum perempuan, bahwa kehidupan dengan berbagai dimensi perjuangannya selalu ada perempuan sebagai pilar untuk menuju kesuksesan, ada doa-doa ibu maupun istri yang mengangkasa menembus arsy Allah SWT.
Ala kulli hal (atas segala sesuatu), dari berbagai potensi yang dimiliki paket DP-Indira ini, satu hal yang perlu ditegaskan oleh tim suksesnya adalah bahwa paket ini perpaduan figur berpengalaman dan generasi muda progresif dengan pendekatan-pendekatan yang inovatif bahkan think out of the box. Pengalaman, kebajikan dan pikiran yang melintasi zamannya diperlukan untuk memenangkan masa depan.
0 komentar: