MACCANEWS -- Implementasi penggunaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam dunia pendidikan dipandang penting. Pemanfaatan TIK menjadi kunci utama agar masyarakat dapat mendapakan kemudahan untuk meningkatkan kapasitas melalui pendidikan yang berkeadilan.
Hal ini terungkap dalam diskusi panel yang menghadirkan Kepala Bidang Multimedia dan Web Pustekkom Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sri Hargyanto Suryoprayudo dalam rangkaian Musyawarah Nasional (Munas) ke-8 Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Munas VIII LDII ini bertajuk “Keniscayaan Pengembangan Ekonomi Syariah, Peningkatan SDM, dan Pemberdayaan Teknologi Digital untuk Indonesia Berkelanjutan”.
Menurut Sri Hargyanto Suryoprayudo, kondisi tenaga kerja Indonesia lebih dari 40% berpendidikan SD atau berjumlah 46.438.690 orang. Menurut data Kemendikbud, pada 2015 terdapat 1.014.079 siswa SD tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP dan putus sekolah.
“Kondisi ini berdampak buruk terhadap masa depan angkatan kerja Indonesia di masa yang akan datang,” katanya.
Sehubungan dengan hal tersebut, kata Hargyanto, inisiatif dan lompatan inovasi dalam mempercepat pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan harus segera dikerjakan agar ketertinggalan ini dapat dikejar dalam waktu yang singkat.
Strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kata Hargyanto, adalah dengan meningkatkan infrastruktur TIK baik bagi guru dan siswa. Selain itu, dengan memperluas akses pendidikan melalui pemanfaatan teknologi TV maupun Radio dan Internet.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya memperkenalkan portal Rumah Belajar Kemdikbud. Portal ini memungkinkan siswa belajar dimana saja, kapan saya, dan dengan siapa saja.
“Bisa di masjid, di masjid, atau di rumah. Tidak harus belajar di kelas. Yang penting struktur pembelajarannya jelas,” ujarnya.
Ia mencontohkan, mengganti kebiasaan menonton sinetron dengan tayangan yagn mendidik. “Ubah kebiasaan menonton sinetron dengan menyaksikan TV pendidikan,” ungkapnya.
Adapun LDII, melalui momentum Munas ke-8 ini telah meluncurkan gerakan menghormati guru. Presiden Joko Widodo bahkan akan menjadikan kampanye ini sebagai gerakan nasional. (*/Jn)
0 komentar: