MACCANEWS -- Usaha tani saat ini bukan usaha kelas bawah, tetapi sudah bisa dikategorikan usaha yang layak dan menyamai PNS eselon III.
betapa tidak, bagi petani yang memiliki lahan 1 hektare, bisa memperoleh hasil bersih Rp. 24.910.000 Juta per tahun atau sekitar Rp. 6,228.000.- per bulan. Angka tersebut sudah bisa dikategorikan cukup.
Hal tersebut dipaparkan Petugas Penyuluh Pertanian Kelurahan Jalanjang Rosmini. S.Pt, Dihadapan bupati Bulukumba A.M. Sukri A. Sappewali, sesaat sebelum panen raya dimulai, Selasa (27/9/2016).
Dipaparkan, untuk lokasi panen raya di Punjutana Kelurahan Jalanjang Kecamatan Gantarang, biaya sarana produksi per hektare dengan menggunakan varietas Cigaulis sebanyak 30 kg, total Rp. 240.000. dengan harga satuan Rp. 8000. Kemudian pupuk phonska 900 kg harga satuan Rp. 2.300, atau total Rp. 2. 070.000. Pupuk urea 150 kg harga Rp. 1.800. harga total Rp. 270.000.
Sedangkan biaya Herbisida yaitu Nomine 2 botol harga total Rp. 300.000, Tigol 2 bungkus harga Rp. 450.000, Insenktisida berula matador 2 botol harga Rp. 50.000, Dangke Rp. 50.000. Sehigga total biaya sebesar Rp. 3.430.000.-/ ha.
Kemudian biaya garapan seperti dipaparkan Rosmini mencapai Rp. 6.860.000.- "Pendapatan kotor tiap hektare dengan ubinan 5,5 kg sebesar Rp. 35.200.000. Dikurangi biaya pengeluaran Rp. 10.290.000. Sehingga total pendapatan bersih petani perhektare sebesar Rp. 24.910.000 atau Rp. 6.228.000/bulan.
Mendengar pemaparan Rosmini, bupati Bulukumba A.M. Sukri Sappewali sempat manggut-manggut dan menyatakan jika pendapatan petani seperti itu, dia juga berkeinginan menjadi petani. "Alhamdulillah kalau memang seperti itu, artinya petani kita sudah sejahtera, dan saya minta Dinas Pertanian untuk terus membina petani dan saya siap membantu para PPL yang betul betul bekerja untuk petani, " janji bupati. (R18/Aso/Nr)
0 komentar: