Erick Horas mencuri perhatian para politisi Makassar. Setelah berhasil menembus parlemen Makassar dengan dukungan 1800 suara.
Usianya saat itu masih 26 tahun, sangat muda untuk menjadi wakil rakyat.
Putra kedua pengusaha Makassar, Hendrik Horas ini, menjawab keraguan banyak orang. Selama lima tahun di DPRD Makassar, dia membuktikan mampu menjadi penyalur aspirasi masyarakat yang diwakilinya.
Maka tak heran, pada pemilihan anggota legislatif tahun 2014, Erick kembali terpilih. Yang mencengangkan, suara dukungan untuknya bertambah sangat siginifikan. Dari 1800 menjadi 6000 suara.
"Kenaikan suara saya sangat signifikan. Sekitar 200 persen. Itu menandakan, konstituen makin percaya dengan saya sebagai penyalur aspirasi mereka," katanya, dalam bincang-bincang santai dengan Tribun di Numerica Cafe, Jl Botolempangan, Makassar, belum lama ini.
Menurut Erick, dia tidak punya rahasia khusus sehingga suaranya bertambah sangat banyak. Yang dia lakukan hanya bekerja, mendengar aspirasi warga, menampungnya lalu menyuarakan di DPRD.
Selain itu, dia senantiasa menjaga pertemanan dengan semua orang, khususnya konstituennya. Sebagai anak millenial, kala itu, secara rutin Erick mengajak kawan, kerabat, dan pendukungnya yang juga dari kalangan millenial untuk ngopi bareng, bertukar pikiran. Juga memfasilitasinya dalam melakukan kegiatan hiburan maupun olahraga.
Yang membanggakan, diperiode keduanya sebagai legislator, kader-kader Gerindra, partai yang menaunginya, mempercayakan kursi Ketua DPC Gerindra Makassar kepada ayah dua putra ini.
"Teman-teman percaya saya sanggup memimpin dan membesarkan Gerindra. Mungkin karena melihat komitmen, loyalitas, dan royalitas yang saya miliki," kata alumni SMA Katolik Cendrawasih Makassar ini.
Dalam menjalankan amanah sebagai wakil rakyat, Eric mengaku memegang teguh pada pesan-pesan pendiri Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Yaitu bekerja ikhlas dan tidak membodohi rakyat.
Awalnya, Erick tak pernah memikirkan untuk menjadi politisi. Namun, karena dorongan orangtua dan keluarga, serta keinginan untuk berbuat lebih banyak bagi masyarakat, dia akhirnya memutuskan masuk Gerindra. "Saya memilih Gerindra karena punya historis keluarga," jelasnya.
"Jadi, awalnya saya bergabung dengan niat belajar berorganisasi, belajar politik. Belum kepikiran menjadi caleg. Namun, karena pertimbangan tidak bisa berbuat banyak untuk masyarakat kalau tidak masuk ke DPRD, akhirnya saya putuskan menjadi caleg Gerindra di Pileg 2009," ujar Wakil Ketua DPRD Makassar ini. (*)
0 komentar: